Prada Indra
Satuan Polisi Militer (Satpom) Koopsud III Biak, Papua mengklaim telah
menahan empat anggota yang diduga melakukan penganiayaan
terhadap Prada Mochamad Indra Wijaya hingga tewas. Mereka ditahan untuk diperiksa secara
intensif.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angatan Udara (Kadispenau), Marsma TNI
Indan Gilang Buldansyah mengatakan pihaknya akan memberikan sanksi tegas
jika ditemukan adanya unsur pidana di balik kematian Prada Indra.
"TNI AU telah menahan empat prajurit, yang diduga terlibat dalam aksi
kekerasan, untuk dimintai keterangan dan penyidikan lebih lanjut. Bila
terbukti ditemukan ada tindak pidana penganiayaan, TNI AU akan memberikan
sanksi hukum tegas, sesuai aturan yang berlaku," kata Indan kepada
wartawan, Selasa (11/22/2022).
Indan menyebut Prada Indra merupakan Tamtama yang bertugas di
Sekretariat, Makoopsud III Biak, Papua. Dia meninggal dunia di RS
Lanud,Manuhua, Biak, Papua, pada Sabtu (19/11/2022).
"Meninggal di rumah Sakit Lanud Manua Biak, setelah sebelumnya pingsan di
mess Tamtama Tiger Makoopsud III Biak," katanya.
Surat Kaleng
Jenazah Prada Indra yang meninggal dunia dengan kondisi wajah penuh darah
dan badan lebam-lebam tiba di rumah duka di Karawaci, Tangerang Kota,
Banten, pada Sabtu (19/1/2022) sekitar pukul 19.00 WIB. Namun sebelum tiba
di rumah, seseorang yang mengaku mengenal Prada Indra mengirim pesan
singkat ke akun Facebook salah satu keluarganya.
"Maaf, saudaranya almarhum?'," tulisnya sekitar pukul 18.53
WIB.
"Iya," jawab keluarga Prada Indra.
"Minta tolong untuk almarhum dilakukan visum kalau bisa jangan di rumah
sakit AU (Angkatan Udara), untuk biaya nanti koordinasikan saja Mbak.
Terima kasih," singkat pesan dari seseorang yang mengaku mengenal Prada
Indra tersebut.
Sekitar pukul 19.00 WIB peti jenazah almarhum Prada Indra pun tiba di
rumah duka. Jenzah diterbangkan dari Biak, Papua menggunakan pesawat
komersil.
Kepada pihak keluarga, Mayor Adm Triyanto yang mewakili proses penyerahan
jenazah menjelaskan korban meninggal karena kelelahan dan dehidrasi.
Penjelasan ini sama persis yang disampaikan sebelumnya oleh perwakilan
kesatuan tempat Prada Indra bertugas di Biak kepada pihak keluarga lewat
panggilan video.
Dalam panggilan tersebut, pihak keluarga juga sempat disarankan untuk
langsung menguburkan jenazah Prada Indra setiba di rumah. Alasannya, agar
bisa dilakukan secara upacara kedinasan.
"Terus pihak keluarga meminta izin untuk dibukakan peti. Nah pihak sana
tidak menolak sih, boleh. Tapi yang janggalnya, itu peti kan digembok, nah
gemboknya itu tidak diberikan kuncinya kepada kami. Alasannya, dia tidak
diberikan kuncinya oleh atasannya. Itu kejanggalan pertama," beber
keluarga Prada Indra.
Peti Jenazah Digembok
Lantaran curiga, pihak keluarga akhirnya membuka paksa peti jenazah yang
tergembok tersebut. Mereka pun kaget ketika melihat kondisi jenazah Prada
Indra penuh darah di bagian wajah dan lebam di beberapa bagian
tubuhnya.
"Kita bertanya-tanya, ini kenapa? Beliau (Mayor Adm Triyanto) dengan satu
kata bilang 'maaf ibu bapak saya tidak mengetahui jelas kronologisnya saya
hanya disuruh atasan saya mendampingi korban untuk keberangkatan ke sini'
jadi dia hanya itu," jelasnya.
"Posisinya itu kapasnya banyak di bagian muka. Kondisinya itu (kapas)
udah merah darah, dan kayaknya udah merembes ke kapasnya ya jadi kena
kafan juga. Kita nanya, apa ini benar-benar sakit? Tapi kan posisinya itu
ya badannya itu lebam, bagian dada lebam, terus bagian bawah dada itu
kayak ada goresan tapi saya nggak tahu ya goresannya ini apa masih
diteliti," sambungnya.
Pihak keluarga Prada Indra lantas meminta izin untuk melakukan autopsi.
Ketika itu, Mayor Adm Triyanto bereaksi tidak wajar seperti ketakutan.
"Jadi dari pihak bapak Mayor itu di saat kita mau melakukan autopsi dia
juga kayak panik gitu 'wah maaf ini saya harus laporan ke atasan saya dulu
gini gini gini'," ujarnya.
Dikabari Via WhatsApp
Informasi terkait kabar kematian Prada Indra pertama kali disampaikan
Kolonel Adm Veradiyanto lewat pesan WhatsApp atau WA pada Sabtu
(19/11/2022) sekitar pukul 02.25 WIB. Ketika itu, Kolonel Adm Veradiyanto
tidak menjelaskan ihwal penyebab daripada kematiannya.
"Jadi WhatsApp itu hanya dikasih tau meninggal, tidak dikasih tahu sebabnya," ungkap keluarga Prada
Indra.
Karena penasaran, pihak keluarga Prada Indra melakukan panggilan video
untuk mengetahui kondisi pasti anaknya. Dalam panggilan video tersebut,
pihak keluarga diperlihatkan kondisi jenzah Prada Indra yang sudah dalam
posisi mata, hidung, dan mulut ditutup kapas.
"Pihak keluarga juga bilang, 'coba pak dibuka' dari sana itu terus ngasih
argumen 'maaf ibu ini sudah di dalam pemeriksaan, sudah tidak bisa, ini
udah dimandikan'. Tapi yang janggalnya itu mas proses pemandiannya pun
kita tidak diberi tahu," kata dia.
Menurut penuturan atasannya kepada pihak keluarga, Prada Indra ditemukan
dalam kondisi pucat dan kaku di kamar mess pada Sabtu (19/11/2022) sekitar
pukul 01.00 WIT dini hari. Sebelumnya itu Prada Indra disebut bermain
futsal sejak pukul 20.00 hingga 23.00 WIT.
"Dari sana itu memberikan info berita kematian almarhum didiagnosa utama
sudden cardiac arreis. Jadi bahasanya itu kayak serangan jantung dadakan
dan tidak adanya ion mineral dalam tubuh," jelasnya.
Kekinian, pihak keluarga masih menunggu hasil autopsi Prada Indra. Proses
autopsi tersebut dilakukan pihak keluarga secara mendiri usai melewati
serangkaian yang rumit.
"Kami akhirnya melakukan autopsi, tadinya kita nggak boleh. Dipersulit,
sangat sangat dipersulit. Itu autopsi sendiri, semuanya kita nanggung biaya sendiri. Karena ini kita bilang banyak kejanggalan,"
bebernya.
Atas kejadian tersebut, pihak keluarga Prada Indra berharap penyebab
kematian Prada Indra dapat diungkap secara tuntas. Dia tak ingin peristiwa
serupa kasus kematian Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat
terjadi.
"Karena kita tidak mau ada kayak kasus Yosua lagi," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment