Ketua Umum DPP Partai Ummat, Ridho Rahmadi, secara lantang mengatakan jika partai yang dipimpinnya
adalah politik identitas. Menurutnya, bahwa politik identitas adalah politik yang
pancasilais.
Hal itu disampaikan Ridho dalam pidato pembukaan Rapat Kerja Nasional
(Rakernas) Partai Ummat ke-1 di Asrama Haji, Jakarta Timur, Senin (13/2)
lalu.
Awalnya Ridho menyampaikan, bahwa partainya berkomitmen untuk melanjutkan
agenda reformasi. Hal itu akan dilakukan lewat perjuangan dengan beberapa
poin.
Pertama, menurutnya Partai Ummat akan menggalakkan pengkaderan, untuk
mencetak kader-kader ideologis yang memiliki kecerdasan teoritis maupun
praktis, dengan mental manusia tauhid yang merdeka seutuhnya.
Kemudian kedua, Partai Ummat akan membangun organisasi yang berstandar
modern, yang efektif dan efisien tata kelolanya, yang terintegrasi dengan
kemajuan digitalisasi, serta diisi dengan kolaborasi dan koordinasi antara
kader yang solid dan konsisten.
Nah menariknya pada poin ketiga, Ridho menyebut, jika pihaknya bakal
melawan dengan cara yang beradab dan elegan, narasi latah yang kosong dan
menyesatkan, yaitu politik identitas. Di sini lah justru Ridho menyebut
jika partainya adalah politik identitas.
"Kita akan secara lantang mengatakan, “ya, kami Partai Ummat, dan kami
adalah Politik Identitas"," kata Ridho dalam pidatonya yang dikutip
Suara.com lewat siaran ulang chanel Youtube Amien Rais Official, Rabu (15/2/2023).
Ia pun menjelaskan, maksud politik identitas itu. Menurutnya, tanpa
moralitas agama, politik akan kehilangan arah dan terjebak dalam moralitas
yang relatif dan etika yang situasional.
"Ini adalah proyek besar Sekularisme, yang menghendaki agama dipisah dari
semua sendi kehidupan, termasuk politik. Dengan demikian perlu dipahami,
bahwa sesungguhnya, justru politik identitas adalah politik yang
Pancasilais," tuturnya.
Dalam semangat yang sama, kata dia, Partai Ummat juga akan membangun
perjuangan dari masjid, sebagaimana Rasulullah Saw lakukan setelah
hijrah.
Bagi umat Islam, menurutnya, selain tempat ibadah, masjid seharusnya
menjadi pusat inkubasi ide dan etalase gagasan, menjadi ruang pertemuan
pikiran untuk menyusun rencana dan strategi keummatan, dan menjadi titik
nol sebuah perjuangan, termasuk di dalamnya jihad politik.
"Yang seharusnya dilarang di masjid bukanlah politik gagasan, tapi
politik provokasi, keduanya sangat lah berbeda; yang seharusnya dilarang
bukanlah politik persatuan, tapi politik segregasi, sekali lagi, keduanya
sangat lah berbeda," tuturnya.
Sementara poin keempat, Ridho menyampaikan, pihaknya bakal mengajak
seluruh pihak berkolaborasi membangun bangsa. Kemudian yang kelima, yakni
Partai Ummat dalam Pemilu 2024 akan memeras pikiran untuk memberikan
gagasan-gagasan.
Adapun poin keenam, Ridho menyampaikan, jkka Partai Ummat diberikan
kekuasaan menang di 2024 pihaknya bakal menegakkan keadilan-keadilan
multidimensional.
"Yang jelas, tidak akan pernah mau berkompromi dengan segala bentuk
kezaliman," pungkasnya.
Copas dari https://www.suara.com/news/2023/02/15/150130/lantangnya-menantu-amien-rais-terang-terangan-sebut-partai-ummat-adalah-politik-identitas
No comments:
Post a Comment